Kamis, 27 Februari 2014

SOCIAL ENGINEERING



Pengertian
Social Engineering adalah sebuah teknik pendekatan yang memanfaatkan aspek-aspek sosial di dunia komputer dan internet. Teknik ini biasanya digunakan untuk mendapatkan data-data pribadi seseorang untuk keperluan yang negatif seperti pencurian rekening bank, pencurian password, pencurian akun-akun tertentu atau kejahatan teknologi yang berpotensi lainnya. Semua hal ini dilakukan oleh para hacker dan sejenisnya. Para hacker memanfaatkan kelemahan suatu sistem yaitu manusia, karena tidak ada sitem di dunia ini yang tidak melibatkan interaksi manusia. Secanggih apapun teknologi internet tetap membutuhkan manusia, kelemahan ini bersifat universal, tidak tergantung platform, sistem informasi, protokol, software ataupun hardware. Intinya, semua sistem memiliki kekurangan yang sama pada satu titik yaitu pada faktor sosial manusia.
Social Engineering ini bisa terjadi karena banyak faktor, diantaranya adalah faktor kecerobohan seorang user dalam mengelola passwordnya atau bisa juga seorang hacker berpura-pura menajdi orang yang berkepentingan dalam sebuahsistem dan seolah-olah memerlukan password, akses ke jaringan, peta jaringan, konfigurasi sistem dan semacamnya untuk suatu keperluan tertentu. Masih banyak faktor-faktor lainnnya yang semua itu merupakan diri manusia itu sendiri.
Contoh lainnya adalah hacker berpura-pura sedang melakukan perbaikan sistem akun perbankan dan mengirimkan informasi itu kepada para nasabah bank. Hacker kemudian memerintahkan memasukkan data-data pribadinya untuk keperluan tersebut. Hacker tentu saja berusaha untuk membuat percaya nasabah bahwa informasi itu benar-benar dari kantor induk bank dengan melampirkan nama dan alamat nasabah sehingga nasabah tertipu. Hackerpun kemudian bisa dengan mudah mendapatkan password atau semacamnya karena nasabahlah yang menuliskannya sendiri.
CONTOH KASUS SOCIAL ENGINEERING
1.           Pembajakan account Facebook
Berikut contoh yang banyak terjadi di facebook, pembajakan account facebook. Penulis menceritakan kejadian sebenarnya dengan mengganti nama korban sebagai Fulan.
Fulan bekerja sebagai kepala sekolah di kota XYZ. Fulan menyadari bahwa facebooknya dibajak disaat pagi hari ketika dia mencoba login. ternyata loginnya sudah terkunci karena passwordnya sudah diubah oleh orang lain.
Pelaku mempelajari karakteristik dari Fulan, mulai dari tempat bekerja, kehidupan rumah tangga, kondisi keluarga, siapa yang menjadi teman pada facebooknya untuk dijadikan korban. Lalu Pelaku membuat sebuah skenario berdasarkan orang-orang yang menjadi teman pada facebook tersebut, disesuaikand dengan latar belakang Fulan dan teman itu tadi. Diantaranya:
a.           Pelaku yang mengaku sebagai Fulan meminjam uang kepada saudara Fulan yang cukup kaya dan baik kepada fulan selama ini. Dengan alasan Fulan dalam keadaan sedikit kesulitan saat ini, karena anaknya baru saja sakit dan menginap di rumah sakit. Dari mana info itu didapatkan? tentu dari status2 yang ada dari masing-masing korban.
b.           Pelaku mengontak Partner bisnis fulan yang cukup dekat selama ini. dst.
Beberapa hal berikut mungkin bisa menjadi hikmah dari kelemahan Fulan dalam menggunakan facebook:
            password yang digunakan oleh Fulan mudah ditebak,
            password facebook sama dengan password emailnya, sehingga ketika salah satu diketahui, maka facebook dan emailnya pun dapat dibajak dengan mudah.
            anggota keluarga terlalu menelanjangi kondisi keluarganya di status2 yang dituliskan di facebook.
2.           Penipuan kartu kredit melalui telpon dari CS
Ilustrasinya adalah sebagai berikut. Korban menerima sebuah telepon dari seseorang yang bersuara ramah dan mengaku sebagai Customer Service tempat bank kartu kredit miliknya. Pada umumnya, mereka beralasan untuk melakukan survei. Umpama korban bernama “Budi”, sedangkan penyerang sebut saja “Fiktif CS”. Berikut contoh dialognya.

Fiktif CS : Halo, selamat pagi. Bisa bicara dengan Bapak Budi?
Budi        : Iya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?
Fiktif CS : Bapak Budi, kami dari card center Bank Kaya Raya Sejahtera ingin melakukan survei mengenai kartu kredit bapak sebab kami akan melakukan kenaikan limit untuk kartu kredit yang bapak miliki saat ini.
(Modus tersebut bisa juga berupa perubahan sistem bank, menawarkan bonus/hadiah, mendata ulang customer, memastikan transaksi yang dilakukan sebelumnya, meng-upgrade kartu menjadi Gold/Platinum).
Budi        : O, iya silahkan.
Fiktif CS : Tagihan Bapak Budi dialamatkan kemana?
Budi        : Jl. Kesasar Gang Buntu No.13 Malang sekali.
Fiktif CS : Alamat tinggal Bapak Budi saat ini?
Budi        : Jl. Uranium Niklir no.911
Fiktif CS : Tanggal lahir bapak?
Budi        : 17 Agustus 1945.
Fiktif CS : Maaf Pak, nama ibu kandungnya?
Budi        : Emak Guwe
Fiktif CS : Tolong sebutkan 16 digit nomor kartu kredit bapak.
Budi        : Tunggu sebentar ya, saya ambil dulu dari dompet.
Fiktif CS : Silahkan.
Budi        : Halo, ini nomornya: 1234 5678 9012 3456.
Fiktif CS : Tolong sebutkan 3 angka terakhir di belakang kartu Anda.
Budi        : Kalo yang di belakang, 212.
Fiktif CS : Kartu kredit bapak berlaku sampai kapan?
Budi        : Desember 2015
Fiktif CS : Baik Pak Budi, data Anda sudah cukup. Kartu kredit bapak akan segera kami proses. Terima kasih atas waktunya.
Budi        : Sama-sama.
Sepintas percakapan ini biasa saja dan tak ada yang mencurigakan. Itulah teknik social engineering untuk melakukan fraud/penyalahgunaan kartu kredit. Akibatnya, data kartu kredit Pak Budi dimiliki orang lain.
Saat billing tagihan datang di bulan berikutnya, ada transaksi yang besar. Padahal Pak Budi tidak pernah melakukan transaksi itu. Dari percakapan telpon, limit Pak Budi juga tidak naik. Baru Pak Budi sadar akan kelalaiannya. Dari penjelasan ini, ternyata melakukan aktivitas carding bisa dilakukan dengan mudah tanpa alat, hanya dengan modal nekat yaitu dengan teknik social engineering.
 Tips bagi pembaca untuk menghindari kejahatan Social Engineering:
  1. Selalu Hati-hati, jikalau bertemu dengan yang baru dikenal jangan asal percaya, dan    jangan langsung membagi informasi  pribadi begitu saja 
  2. Belajar dari pengalaman orang lain, baik melalui buku, internet, acara tekevisi, dll 
  3. Pelatihan dan sosialisasi dari perusahaan ke karyawan dan unit-unit terkait mengenai pentingnya mengelola keamanan informasi melalui berbagai cara dan kiat 
  4. Organisasi atau perusahaan mengeluarkan sebuah buku saku berisi panduan mengamankan informasi yang mudah dimengerti dan diterapkan oleh pegawainya untuk mengurangi insiden-insiden yang tidak diinginkan.

Sumber :
http://revanchy.blogspot.com/2013/09/contoh-kasus-social-engineering.html
http://triaalestarii.blogspot.com/2013/09/contoh-kasus-social-engineering.html
http://rizkadwimai.wordpress.com/2013/03/03/apa-itu-social-engineering/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar